Februariku di Kota Daeng



Hallo orang-orang yang haus akan piknik, kembali lagi sama gue yah semoga kalian nggak bosen yah  baca tulisan gue yang nggak seberapa ini .. hihi. Gue mau sedikit cerita nih tentang perjalanan gue ke Kota Daeng, udah taukan kota apa yang disebut Kota Daeng? Yap betul banget. Jawabanya adalah Makassar di Sulawesi Selatan.

Ngapain sih bang ke Makassar? Emang ada apaan si bang di Makassar? Oke nih mau abang ceritain yah, ada apaan aja di Makassar. Ohiya sebelumnya gue udah sedikit bahas tentang Makassar yah ditulisan gue sebelumnya. Gue ke Makassar dalam rangka cuti dan backpacker-an. Yaa gue selalu bilang gue itu backpacker-an, karena jauh dar kesan Traveller hehe.

Gue punya sebuah mimpi sekaligus ambisi. Mimpi dan ambisi gue adalah, ketika gue backpacker-an keluar Pulau Jawa, kota yang pertama gue kunjungi adalah Makassar. Entah apapun alasanya gue pun bingung. Hehe. Tapi salah satu alasan gue adalah silaturahmi dengan temen gue yang udah gue anggap abang gue sendiri, Amirrudin namanya. Gue kenal dia udah lama dari beberapa konfrensi kemahasiswaan tingkat nasional. Bahkan kita sering janjian untuk sama-sama apply beberapa event agar kita ketemu. Hehe

Anyway, cukup yah bahas orang itu nanti doi kegeeran, hehe. Makassar bagi gue sepeti punya magnet tersendiri untuk gue kunjungi. Tentang Pantai Losari yang indah, tentang Pisang Epe yang nikmat,Coto Makassar yang menggoda dan semua tentang yang dimiliki Ibu Kota Sulawesi Selatan ini.  


2 jam sudah gue berada di burung besi dan sampailah gue di bandara kebanggan masyarakat Makassar yaitu Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Sambil nunggu temen gue jemput, gue cari sedikit ganjelan perut karena lumayan kosong perutnya kek hati. Upss. Sambil cari makanan sambil liat-liat sekeliling. Maklum Makassar kota pertama di luar Pulau Jawa yang gue kunjungi. Sebelumnya backpacker-an gue masih sekitaran Pulau Jawa. Hehe

Banyak yang mengalihkan pandangan gue di bandara ini. Salah satunya adalah, ada miniatur Rumah Tongkonan persis di area parkir bandara. FYI ya guys, Rumah Tongkonan itu adalah Rumah Adat Tana Toraja. Salah satu daerah di Sulawesi Selatan juga. Pasti kalian udah kebayangkan rumah adatnya seperti apa. Udah dong pastinya. Hehe

Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga, ya tukang ojek pribadi eh bukan deng tapi temen gue. Hehe. Ohiya pas gue ke Makassar itu musim hujan yah, jadi agak lumayan PR buat gue main. Sebelum gue diajak kerumahnya, dia ajak gue makan Coto Makassar didaerah deket rumahnya. Ah asli itu enak banget. Seger banget kuahnya nyatu sama daging dan lontong sebagai pengganti nasi. *jadi pengen makan lagikan*


Oke setelah gue makan, dia ajak gue keliling sebagian kampusnya. Ya dia kuliah di salah satu universitas terbaik di Makassar dan Indonesia yaitu Universitas Hasanuddin (UNHAS) dan gue pun dikenalkan dengan teman-temannya. Ohiya selama di Makassar gue tinggal sama temen gue dirumahnya. Itulah fungsinya punya banyak teman dimana-mana, jadi nanti kalau kita mau travelling bisa ditemenin, syukur-syukur dikasih penginapan gratis. Hehe

Oke lanjut yah, setelah gue kelar makan dan bersih-bersih gue diajak temen gue main kesalah satu pantai terkenal di Makassar. Yap betul, Pantai Losari. Kayaknya wajib banget deh kesini kalo kalian lagi mampir ke Makassar. Waktu itu kita malam minggu otomatis Pantai Losari dihujani pengunjung yang sangat luar biasa ramainya.

Guys, ada yang nggak boleh terlewat nih kalo kalian ke Pantai Losari. Apa lagi kalau bukan Pisang Epe dan Saraba. Kudapan khas Makassar ini banyak banget ditemui di Pantai Losari. Olahan pisang sih emang kesukan gue, apalgi nyobain Pisang Epe ah gagal move on gue dari Pantai Losari. Hehe. Nah kalo Saraba ini minuman ya guys. Minuman yang fungsinya bisa menghangatkan tubuh karena minuman ini merupakan campuran dari sari jahe yang dicampur gula dan santan. Jadi ini makanan wajib yang harus dicoba yaa.


nah ini nih penampakan Pisang Epe dan Saraba


Setelah puas mencicipi kudapan khas Makassar, gue lanjut mengeliling Pantai Losari yang penuh dengan orang-orang. Disini banyak ditemui patung-patung dan huruf-huruf raksasa yang cocok banget buat yang doyan foto-foto kayak gue. Hehe.  Selain itu ada yang paling menarik disekitaran Land Mark Makassar ini yaitu Masjid Amirul Mukminin. Masjid ini merupakan masjid terapung pertama di Indonesia. Subhanallah, indah dan megah banget masjidnya.

salah satu spot pameran di Pantai Losari

Ada kejadian yang kurang mengenakan juga sih sebenernya pas lagi kunjungan kesini. Sebenernya ke Pantai Losari itu gratis yah, cuma dikenakan biaya parkir kendaraan aja. Nah gue kesini boncengan naik motor sama temen gue. Kalian tau, dua helm yang awalnya sudah kita gencet talinya dengan jok (tempat duduk penumpang) raib dua-duanya. Dan lebih mirisnya adalah petugas parkir motornya tidak bertanggungjawab atas kehilangan helm. Ini yang membuat teman gue marah-marah di tempat parkir. Karena jarak rumah ke Pantai Losari cukup jauh dan kita pun takut ketilang karena tidak menggunkan helm, tapi alhamdulillahnya tidak terjadi apa-apa. Buat kalian yang akan kesini, lebih hati-hati lagi yah terhadap barang bawaan kalian.

Satu hari di Makassar pun sudah terlewati, hari kedua di Makassar siap kita jalani. Pagi itu hujan turun cukup deras dan lama, mengingatkan gue akan kenangan-kenangan manis nan menyedihkan. *ngelap air mata* eitss, kayaknya salah cerita deh gue haha. Fokus lagi yah, pagi ini memang hujan tapi kita sudah punya rencana untuk mengunjungi beberapa tempat wisata di Makassar dan sekitarnya. Jas hujan ala kadarnya jadi saksi kenekatan kita membelah jalan yang hujan *halah lebay aja wkwk*


Batimurung the Kingdom of Butterflies

Destinasi pertama gue adalah Kawasan Maros yang terkenal dengan keindahan alamnya. Nah nama tempatnya adalah Taman Nasional Batimurung. Ini letaknya di Kabupaten Maros yah. Untuk tiket masuknya kalian akan dikenakan biaya 25ribu/orang itu termasuk Wisata Pemandian, Goa-Goa, dan juga Taman Kupu-Kupu. Nah ini salah satu surganya pencinta kupu-kupu. Kenapa bisa dibilang surganya kupu-kupu? Karena disini kalian bisa melihat banyak koleksi kupu-kupu dan sebagian adalah kupu-kupu jenis langka. Jadi kalian bisa piknik sekaligus belajar disini. Selain itu ada yang lebih menarik lagi, yaitu Helena Sky Bridge. Helena Sky Bridge ini merupakan jebatan gantung diatas tebing yang menjulang tinggi. Ohiya, kalau kalian mau menaiki jembatan ini akan dikenakan biaya 15ribu/orang yah dan harus antri karena ada batas maksimal beban. Selain bisa foto-foto di atas jembatan, kalian pun akan disuguhkan keindahan alam Maros dari atas. Envy kan kalin hihi ..  

tiket masuk Wisata Kupu-Kupu dan Helena Sky Bridge



beberapa jenis kupu-kupu yang sudah di awetkan


Helena Sky Bridge

Setelah cukup puas menikmati alam Taman Nasional Batimurung, perjalan kita dilanjutkan ke Ekowisata Mangrove Lantebung. Nah ini lokasinya ada di Desa Lantebung, Kelurahan Bira, Kecamatan Tamalanrea. Disini kalian akan menikmati segarnya angin pantai dan juga bisa ber-selfie ria di jembatan pelangi yang Instagramable banget. Hehe. Kalian hanya dikenakan biaya seikhlasnya dan juga parkir. Ohiya ini kawasn konservasi hutan mangrove yah, jadi kalau kalian ingin melakukan kerjasama untuk penanaman mangrove bisa banget. 


salah satu spot foto yang Instagramable banget 


Nah, setelah dari Kawasan Mangrove Lantebung, gue melanjutkan perjalanan ke Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang) atau yang sering disebut Fort Rotterdam. Lokasinya berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar. Masuk sini gratis kok guys, kalian cukup bayar parkir aja. Nah di dalam Fort Rotterdam ini terdapat Museum La Galigo yang didalamnya terdapat banyak referensi sejarah kebesaran Makassar dan daerah-daerah lainnya di Sulawesi Selatan. Lagi-lagi tempat ini bagus loh buat foto-foto . hihi

salah satu sisi Fort Rotterdam


Museum La Galio yang ada di dalam kawasan Fort Rotterdam

Perbukitan sudah, kulineran sudah, bangunan bersejarah juga udah, apalagi yah yang belum? Ohiya, belum liat sunset nih. Yeah, I need vitamin Sea. Nah kemana yah enaknya liat sunset? Okey, kayaknya kita harus ke Pulau Lae-Lae. Nah guys, Pulau Lae-Lae merupakan salah satu pulau mungil yang ada di Makassar. Kalau kalian ingin kesini, kalian langsung menuju dermaga yang ada didepan Fort Rotterdam. Biayanya sih untuk satu kali penyebrangan pulang pergi dikenakan 15-20ribu/orang. Kita harus pinter-pinter nego yah biar dapet harga miring. Hihi


pasir putih yang membentang luas

Tidak ada HTM lagi yah di Pulau Lae-Lae, cukup sewa perahu aja untuk menyebrang. Selama perjalanan kalian akan disuguhkan pembangunan besar-besaran atau Remklamasi. Mungkin akan banyak dibangun gedung-gedung diatas laut. Okei, sesampainya di Pulau Lae-Lae, kalian akan disuguhkan keramahan warga sekitar dan juga pasir putih yang membuat betah. Asli pulau ini keren banget buat gue, selain tidak terlalu ramai *mungkin bukan musim liburan*, hamparan pohon tinggi yang menghijau, dan perpaduan epic sunset yang menguning, membuat gue enggan jauh jauh. Ini salah satu ciptaan Tuhan yang sangat sempurna. Ohiya, kalau kalian kesini jangan lupa bawa salinan yah, sayang kalo kesini kalo nggak berenang-berenang lucu, atau sekedar main pasir putih.

 perpaduan yang epic antara pohon-pohon rindang dan pasir putih

sunset yang bikin gagal move on dari Pulau Lae-Lae ini

Btw, segitu dulu yah sedikit cerita gue di Kota Daeng ini. Sebenernya sih masih banyak banget tempat yang belum gue kunjungi di sini. Tapi nggak apa-apa, siapa tau nanti bisa kesini lagi. Aamiin. Semoga sedikit cerita gue bisa jadi referensi perjalanan kalian yah. Jangan kerja terus, Indonesia itu Indah …


















0 Comments